Selasa, 28 Desember 2010

SEKS PRA NIKAH

 Kehidupan era modern dengan banyak perkembangan tehnologi dan peradapan yang semakin maju menjadikan aktivitas kehidupan manusia sekarang telah beraneka ragam. Tehnologi dan seharusnya membawa dampak positif untuk kehidupan para remaja khususnya di Indonesia sering kali di membawa dampak negative. Masa remaja adalah masa yang paling indah dan masa peralilan untuk menjadi seorang  dewasa yang mempunyai jati diri, ini mengapa masa remaja sering di sebut sebagai masa pencarian harga diri. Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
 Pada zaman sekarang, kehidupan seksual dikalangan remaja sudah lebih bebas dibandingkan dahulu. Hal ini bisa kita rasakan di kota-kota besar di Indonesia. Pada masa ini remaja mempunyai keinginan besar sekali terutama dalam masalah seksualitas. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong remaja untuk mencari informasi tentang seksualitas. Dorongan rasa ingin tahu ini, kalau tidak terpenuhi dengan bimbingan dan penerangan yang benar, dikhawatirkan mereka memiliki anggapan yang salah mengenai masalah-masalah yang berkenaan dengan seks, lebih dikhawatirkan lagi, jika para remaja memperoleh pengetahuan dan pemahaman seksnya dari cerita-cerita kotor dan cabul.
Kalau keadaan mereka dibiarkan, tanpa ada usaha untuk memberikan pemahaman pendidikan seks yang benar, tidak mustahil akan tercipta keadaan yang amoral; mereka memandang seks hanya sebagai nafsu kebinatangan. Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah semakin meningkat. hubungan seksual sebelum menikah banyak dilakukan oleh remaja yang berpacaran. Meskipun tidak semua remaja berpacaran melakukan hal tersebut, tetapi banyak penelitian menunjukan kecenderungan yang mengkhawatirkan dan memprihatinkan.
Ironisnya, bujukan atau permintaan pacar merupakan motivasi untuk melakukan hubungan seksual dan hal ini menempati posisi keempat setelah rasa ingin tahu, agama atau keimanan yang kurang kuat serta terinspirasi dari film dan media massa. hubungan seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan oleh sepasang insane yang belum menikah atau yang belum terikat oleh tali perkawinan. Hubungan seksual ini umumnya terjadi diantara mereka yang telah meningkat remaja menuju dewasa.
Dari aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas memiliki banyak konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi, infertilitas dan kanker. Tidak heranlah makin banyak kasus kehamilan pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin maupun penyakit menular seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS). Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah. Yang paling menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Setiap tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya dilakukan remaja. Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.
Aborsi diibaratkan pohon kecil yang dicabut dari tanah tempat tumbuh. Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi saat pohon itu dicabut, seperti apa tanah di sekitarnya, jika di ibaratkan rahim adalah tanah. Saat ini para remaja putri ini mungkin belum menyadari akibat dari perilaku seks tersebut. Yang mereka khawatirkan mungkin hanya bahwa mereka tidak hamil. Tetapi yang lebih penting diketahui adalah bahwa virus HPV tersebut mungkin akan menjadi kanker 10-20 tahun mendatang. Itulah mengapa kanker serviks bisa terjadi di usia yang amat muda. Ketika perempuan itu menikah dan ingin hamil, akan sangat sulit, dan bukan tidak mungkin terjadi kemandulan. Selain dampak fisik dampak pysikis terhadap hubungan seks pranikah juga ada.
 Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat. Keputusan untuk melakukan hubungan seks tersebut tidak dengan konsekuensi yang kecil, terutama untuk remaja wanita. Perasaan - perasaan negatif seperti hilangnya keperawanan, rasa malu, rasa bersalah, rasa berdosa, kotor, takut, khawatir dan lainnya akan timbul setelah mereka melakukan hubungan seks pranikah (Conger, 1991). Hubungan seks tidak menyebabkan ganguan pada fisik saja, tetapi juga gangguan psikis pada diri remaja putri yang telah melakukan hubungan seks pranikah. Gangguan psikis itu dapat berupa perasaan terhina, rendahnya harga diri,bahkan depresi Curran (dalamConger,1991). Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian yang menunjukan perilaku seks pranikah memberikan dampak hilanganya harga diri seseorang wanita yaitu penderitaan kehilangan keperawanan (82%), rasa bersalah (51%), merasa dirinya kotor (63%), tidak percaya diri (41%), dan rasa takut tidak diterima (59%) (Subandriyo dalam Kompas, 2001).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar